Lombok Barat - Lahan menjadi salah satu kebutuhan manusia untuk bertahan hidup, kebutuhan suatu perlindungan, rasa aman, dan kebutuhan fisiologis. Persoalan yang menjadi permasalahan untuk memanfaatkan suatu lahan dengan baik perlu diterapkan pada suatu pemukiman rumah yang padat. Beberapa model rumah yang berdekatan dan menumpuk menjadi objek pemanfaatan lahan di beberapa pekarangan rumah sebagai suatu upaya peningkatan ketahanan pangan rumah tangga sehingga tertata rapi, lestari, dan tetap sehat.
Masyarakat Desa Dasan Tereng, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lomok Barat belum dapat memaksimalkan pemanfaatan pekarangan rumah dengan baik. Hal ini dikarenakan jarak rumah yang berdekatan dan sempit. Melihat suatu permasalahan tersebut, mahasiswa KKN Tematik Unram 2022 melakukan sosialisasi dengan judul “Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Rumah sebagai Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan Rumah Tangga”.
Sosialisasi dilaksanakan dengan tujuan memberikan edukasi mengenai pemanfaatan lahan pekarangan rumah. Kegiatan sosialisasi tersebut dilaksanakan pada hari Kamis, 20 Januari 2022 bertempat di Aula Kantor Desa Dasan Tereng yang dihadiri oleh, Perangkat Desa, Ibu-ibu Kader Desa, Karang Taruna, dan tokoh masyarakat Desa Dasan Tereng yang bersangkutan.
Narasumber pada sosialisasi yang dilakukan, yaitu Ir. Aluh Nikmatullah, M.Agr.Sc., Ph.D dan Ir. Jayaputra, M.Si. selaku dosen di Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.
Terdapat tiga materi utama sebagai bahan sosialisasi terhadap masyarakat. Pertama, pemanfaatan pekarangan rumah dengan vertikultur sebagai media penanaman. Jenis media vertikultur berguna bagi masyarakat yang memiliki pekarangan kecil. Dengan media vertikultur ini menggunakan botol bekas sebagai wadah dan diletakkan di tembok halaman atau tempat yang ingin dimanfaatkan dengan cara menggantung. Dengan cara ini, masyarakat lebih hemat tenaga dan tidak perlu mencari lahan yang luas seperti sawah dengan jarak tempuh yang jauh.
Kedua, minuman herbal dari kunyit dan jahe merah untuk dijadikan jamu. Minuman herbal ini berguna untuk kesehatan masyarakat agar tubuh terasa segar. Tanaman rempah seperti kunyit dan jahe merah juga berguna sebagai sistem kekebalan tubuh. Tanaman rempah tersebut dijadikan bubuk dan diproduksi untuk dibagikan ke masyarakat.
Ketiga, pemanfaatan sampah organik yang dijadikan ekoenzim. Ekoenzim adalah pupuk organik dari hasil fermentasi selama kurang lebih tiga bulan dari sampah organik. Dengan adanya ekoenzim ini, edukasi masyarakat terhadap sampah sangat berguna, lingkungan menjadi bersih dan tertata rapi. Masyarakat tidak perlu mencari atau membeli pupuk dengan menggunakan sampah organik.
“Saya sangat mendukung kegiatan mahasiswa KKN ini, mereka membuat minuman herbal jamu dari jahe merah dan kunyit, apa yang dilakukan mahasiswa ini semoga menjadi motivasi masyarakat dan produk mahasiswa ini menuju tingkat nasional, selain itu mahasiswa KKN membuat inovasi baru seperti wadah tanam vertikultur dan ecoenzyme dari limbah organik, tentu kegiatan ini sangat mengedukasi”, ungkap Purwanto, S.P. selaku Kepala Desa Dasan Tereng .
Sosialisasi yang dilaksanakan mendapat apresiasi dari Kepala Desa dan respon positif dari peserta. Pada akhir acara, mahasiswa KKN membagikan produk jamu jahe dan kunyit kepada peserta sebagai contoh pengolahan hasil pemanfaatan lahan pekarangan. Diharapkan peserta dapat terinspirasi untuk membuat produk serupa yang dapat menjadi pembuka lahan usaha baru di Desa Dasan Tereng.
@lombokepo