Lombok Tengah - Jumlah masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) yang divaksinasi masih di bawah angka 50 persen atau masih belum memenuhi syarat untuk penyelengaraan World Superbike Mandalika. Padahal World Superbike Mandalika akan dilangsungkan pada 12-14 November 2021.
Untuk itu Dewan Pimpinan Rumah SandiUno Indonesia Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (DPW RSI NTB) mendorong Pemerintah daerah untuk Vaksinasi secara menyelurtuh minimal 70% penduduk di NTB lebih-lebih masyarakat yang berada di Lombok Timur, Lombok Tengahdan Lombok Barat yang terdekat dengan kawasan tersebut.
“Sebelum pelaksanaan World Superbike di bulan November dan MotoGPP di tahun 2022, maka masyarakat NTB harus sudah divaksin secara menyeluruh minimal 70%, lebih-lebih Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat yang terdekat dengan kawasan tersebut karena tamu yang akan datang banyak sekali, kita tidak mau menjangkiti mereka dan mereka tidak boleh juga menyakiti kita maka dengan harapan 70% masyarakat kita sudah di vaksin, itu harapan besar kita”, ungkap H.Lalu Pathul Bahri, Bupati Lombok Tengah yang juga sebagai Dewan Penasehat DPW RSI NTB saat Zoom Meeting bersama Menteri Parekraf Sandiaga Salahuddin Uno dan Pengurus DPW RSI NTB.
Multi efek dari gelaran World Superbike dan MotoGp tahun depan terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat besar, bisa di pastikan ajang paling bergengsi ini akan mendongkrak pendapatan para UMKM di NTB. Namun sebagian besar UMKM ini belum mengantongi ijin P-IRT . Untuk itu, Bupati Lombok Tengah, H.Lalu Pathul Bahri secvara khusus meminta RSI mengidentifikasi semua UMKM yang belum memiliki P-IRT serta label Halal. Ia berharap, RSI bisa membantu dan membina UMKM yang belum memiliki PIRT.
“Efek lainnya terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah sangat besar, bisa di pastikan ajang paling bergengsi ini akan mendongkrak pendapatan para UMKM di NTB. Namun sebagian besar UMKM ini belum mengantongi ijin P-IRT, untuk saudara-saudara yang ada di RSI akan mengidentifikasi semua UMKM yang belum memiliki P-IRT serta label Halal, banyak hal yang menjadi PR kita kedepan dan RSI sangat kita harapkan membantu dan membina para UMKM kita. Begitu juga RSI di daerah di bina oleh RSI Pusat (DPN) supaya usaha kecil menengah masyarakat ini kita kelola, sehingga punya dampak atau multiplayer effect terhadap lembaga kita di RSI”,pungkasnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPW RSI NTB, Amrin,yang di damping oleh Sekretaris Wilayah NTB, Rosalina, menambahkan bahwa dengan adanya sirkuit yang dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus(KEK) Mandalika yang luas lahannya ada 1200 hektar,tentu banyak multiplayer effect khususnya terhadap usaha kecil dan menengah (UMKM) sesuai dengan misi Rumah SandiUno Indonesia, UMKM ini harus digerakkan karena itu masyarakat NTB lebih khusus lagi Pulau Lombok.
“Dengan adanya sirkuit yang dibangun di kawasan ekonomi khusus yang luas lahannya ada 1200 hektar maka tentu banyak multiplayer effect khususnya terhadap usaha mikro kecil dan menengah sesuai dengan misi RSI di NTB. UMKM ini harus digerakkan oleh karena itu kita masyarakat NTB lebih khusus lagi Pulau Lombok terlalu rugi kalau kita tidak memanfaatkan situasi momen ini. Dari RSI sendiri akan menurunkan tim Parekraf Rumah Sandiuno Indonesia untuk membantu UMKM yang belum memiliki ijin P-IRT dan label halal agar nanti mereka tidak kalah bersaing dengan yang sudah memiliki ijin", jelasnya.
Entrepreneur muda kelahiran Lombok Timur inipun berharap Pemerintah Daerah setempat untuk mempermudah Tim Parekraf Rumah Sandiuno Indonesia yang turun ke daerah dalam misi membantu UMKM mengatasi kendala pengurusan PIRT dan pemasaran hasil produksi mereka, baik berupa makanan maupun kerajinan.
Turut hadir dalam Zoom Meeting tersebut, Dewan Pembina RSI NTB, Muhanan, SH, Ketua DPD RSI Lombok Tengah, Sri Anom Putra Sanjaya, Sekretaris Daerah RSI Loteng, Suprianto dan beberapa pengurus DPW RSI NTB dan DPD RSI Lombok Tengah.
@lombokepo