Mataram - Bekerja sama dengan Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dekranas memberikan perhatian pada generasi muda millennial untuk dapat berkarya dibidang kerajinan, melalui Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) (13/11).
Program pelatihan dan kursus ini selain memberikan kapasitas peningkatan SDM ,juga memberikan dana bantuan pemerintah dalam bentuk modal rintisan usaha agar dikembangkan menjadi sentra wirausaha baru dalam bidang kerajinan, mendukung pariwisata di Kawasan Wisata Super Nasional seperti wisata Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Likupang dan Labuan Bajo.
Program PKW ini juga merupakan upaya untuk menanggulangi remaja putus sekolah dan tidak melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, melalui pendidikan vokasi dengan menyediakan alternatif layanan melalui kursus dan pelatihan, dengan
Dilandasi kesadaran akan kelangsungan hidup dari kerajinan yang menopang kehidupan berjuta-juta keluarga.
Oleh sebabnya, maka dipandang perlu adanya wadah partisipasi masyarakat yang berfungsi membantu sebagai mitra pemerintah dalam membina dan mengembangkan kerajinan khusus di bidang pariwisata.
Secara geografis posisi Mandalika di Pulau Lombok dekat dengan Pulau Bali yang merupakan episentrum pariwisata Indonesia dan memiliki potensi dengan segala keindahannya.
Mandalika memiliki destinasi wisata Keberadaannya perlu di dukung semua pihak agar dapat menjadi Destinasi Wisata Super Prioritas, salah satunya yang dilakukan oleh DEKRANAS, yakni merintis adanya kerajinan lokal yang bercita rasa Internasional serta menumbuhkan wirausaha muda bidang kerajinan yang kompetitif dan berkualitas.
Indonesia saat ini sudah menapaki era Industri 4.0, yang antara lain ditandai dengan serba digitalisasi dan otomasi. Namun, belum semua elemen masyarakat menyadari konsekuensi logis atau dampak dari perubahan-perubahan yang ditimbulkannya termasuk di bidang kerajinan sehingga Dekranas mengambil inisiatif mendorong semua elemen pelaku usaha kerajinan untuk lebih peduli dan kreatif di era Industri 4.0.
Dalam merespons perubahan tersebut, Dekranas mendorong sektor pendidikan non formal (vokasi) untuk menyesuaikan kurikulum pendidikan dengan tantangan dan kebutuhan pada era sekarang ini termasuk bidang kerajinan. Kurikulum ini dimaksud untuk membuka akses bagi generasi millenial mendapatkan ilmu dan pelatihan bidang kerajinan untuk menjadi wirausahawan/ wirausahawati yang kompetitif dan produktif untuk mewujudkan produsen yang cerdas berbasis teknologi kekinian (cyber smart factories).
Hasil dan dampak yang diharapkan dari Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) dapat meningkatkan SDM muda bidang kriya, yang diharapkan setelah selesai kegiatan ini akan memacu tumbuhnya crafter – crafter muda yang handal dan menghasilkan karya - karya luar biasa dengan kemampuan yang kompetitif, produktif dan kompeten di bidang kriya kekinian seperti sablon kaos, Cukli, tempat sabun dari sisa kerang, relief logam, inovasi tenun lombok, dan kerajinan bahan bambu.
Kegiatan PKW ini melibatkan 7 Pusat Kegiatan Belajar yang berasal dari penyelenggara pendidikan formal maupun non formal sebagai pelaksana lapangan kegiatan antara lain : PKBM Bani Hasyim, PKBM Montong Lombok Sejahtera, SMKN 1 Pujut, SMKN 3 Pujut, SMKN 1 Praya Timur, SMK Birrul Walidain NW, SMKN 1 Lembar. Untuk meningkatkan kemampuan rintisan usaha kegiatan PKW ini juga bekerja sama dengan Lembaga Permodalan dan UKM kerajinan sebagai mitra atau dunia kerja di wilayah Mandalika.
Dalam rangka menjamin kompetensi peserta, struktur kurikulum dan silabi disusun berupa 3 Materi pembelajaran pokok dengan rincian 32 Jam Pelajaran Teori, 118 Jam Pelajaran Praktek dan 200 jam Rintisan Usaha di lapangan berlangsung selama 1 bulan lebih. Adapun Materi pembelajaran berupa :
Pembelajaran Keterampilan dengan pokok bahasan, Desain Produk Kriya Inovatif, Teknik Kriya Inovatif dan Pembuatan Produk;
Pembelajaran Kewirausahaan dengan pokok bahasan Craftpreneur: Wirausaha bidang kriya, Product Development; Tim Building, Pengembangan Bisnis dan Pemasaran, Strategi Pendanaan (Fund Rising) dan Akses Permodalan, Persiapan Exit/ Kelembagaan Usaha/ Koperasi/ BUM Kelompok, Legalitas usaha, HKI (Hak Cipta, Desain Industri dan Merk dagang), Penyusunan Business Model Canvas, Penyusunan Business Plan, Penyusunan Cash flow dan Laporan keuangan perusahaan;
Pendampingan Rintisan Usaha dengan pokok bahasan Pemasaran dan penjualan konvensional dan E-marketing digital Less Contact Economy.
Untuk mengukur efektivitas dan hasil kegiatan PKW ini pada akhir kegiatan dilakukan evaluasi dan monitoring pada aspek penyelenggaran kegiatan di lembaga dan Aspek evaluasi peserta terdiri dari :
1. Keaktifan dan resposibilitas mengikuti kegiatan
2. Kualitas Hasil Produk Karya Pelatihan
3. Omzet Rintisan usaha.
(*/Red)
@lombokepo