Mataram - Kita semua menyongsong kemerdekaan Indonesia ke-75. Perjuangan menuju kemerdekaan tidak bisa terlepas dari peran para pahlawan.
Di NTB Pahlawan Nasional kita adalah TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, pendiri Nahdlatul Wathan. Maulanasyaikh, begitu biasa dikenal melahirkan begitu banyak madrasah. Mendidik kader-kader muda penerus bangsa. Perjuangan Maulanasyaikh untuk daerah pun dilakukan saat menjadi anggota Konstituante.
Maulanasyaikh mengajarkan kita beragama namun tetap mencintai negeri ini. Maulanasyaikh mengatakan, *nasionalisme dan keislaman dalam satu tarikan nafas*. Makna ungkapan Maulanasyaikh begitu mendalam. Sudahkah kita sanggup menempatkan keduanya dalam satu tarikan nafas?
Nilai-nilai perjuangan yang sudah diletakkan oleh Maulanasyaikh harus terus dilanjutkan oleh generasi saat ini. Jangan ada cerita, generasi saat ini khususnya di NTB tidak mengetahui perjuangan Pahlawan Nasional-nya.
Meneruskan nilai-nilai yang telah diperjuangkan oleh Maulanasyaikh adalah kewajiban kita bersama. Tidak hanya pembangunan fisik semata. Membangun kebaikan kolektif antar sesama manusia. Memacu sumber daya manusia (SDM) menjadi kian kompetitif.
Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana (HMR) mengajak masyarakat khususnya generasi milenial, meneladani perjuangan yang dilakukan oleh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.
"Jika kita baca-baca kisah perjuangan beliau (Maulanasyaikh) tidak mudah. Zaman itu sudah berpikir bagaimana membangun SDM di daerah kita," katanya.
Hingga kemudian lahir ribuan madrasah di NTB. Mendidik generasi-generasi muda penerus bangsa. Puluhan ribu orang mendapat mendapat pengajaran.
"Kita mengenang beliau tidak hanya mempelajari perjuangannya. Namun, ikut menerapkan dalam nilai-nilai kehidupan," sambungnya.
Sementara itu anggota DPRD Kota Mataram TGH Mujiburrahman, cucu dari tokoh Nahdlatul Ulama TGH Rais Sekarbela cerita tentang Maulanasyaikh kerap didengar dari keluarga besarnya. Persahabatan antara TGH Rais Sekarbela dengan Maulanasyaikh membuat kisah Pahlawan Nasional ini begitu melekat di keluarga besarnya. Di dalam usianya yang sepuh, Maulanasyaikh tetap berkeliling untuk berdakwah. Memberikan nasihat-nasihat kepada jamaahnya.
"Kita bacakan Al Fatihah untuk Maulanasyaikh. Ulama sekaligus Pahlawan kita semua," pintanya.(LNG04)
@lombokepo