Mataram - Bertepatan dengan momentum Peringatan ke 75 tahun, Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Senin (17/8-2020), NTB mengukir sejarah baru dalam bidang industrialisasi. Pemerintah Provinsi NTB melaunching 550 mesin dan peralatan non mesin buah karya dari IKM lokal dan putra putri NTB yang bertalenta.
Tak hanya memproduksi mesin-mesin, pada saat yang bersamaan, pemerintah daerah juga tampil memberi perlindungan pada Usaha lokal, baik melalui sejumlah kebijakan dan regulasi maupun bantuan bagi pengembangan usaha ekonomi produktif berbasis potensi NTB.
Diantaranya memberikan stimulis ekonomi dalam bentuk bantuan peralatan dan mesin, dukungan pembelajaran melalui magang serta pendidikan dan pelatihan keterampilan. Juga menfasilitasi Para IKM/UKM lokal agar bisa mengakses modal, menyediakan pasar, membangun jaringan usaha dan menguasai teknologi. Harapannya, ada ruang dan proses pembelajaran bagi para pengusaha lokal untuk mengembangkan usahanya secara profesional, agar kedepan akan lahir industri kerakyatan yang maju dengan kualitas produk-produk lokal yang sama dengan industri mapan lainnya dan harganya-pun kompetitif. Sehingga kelak mereka bisa mandiri dan mampu bersaing dipasar yang lebih luas.
Kehadiran mesin-mesin produksi lokal ini sekaligus menjadi pertanda bahwa program industrialisasi yang dicanangkan duet Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur Dr.Hj. Siti Rohmi Djalilah bukan sekedar isapan jempol. Kini memasuki tahun kedua pemerintahannya, misi gemilang ekonomi melalui program industrialisasinya, sudah mulai bangkit dan terbukti nyata.
Usai upacara bendera peringatan detik-detik Proklamasi 17 Agustus 2020 dilapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB di Mataram,
Gubernur NTB yang lebih akrab disapa Dr. Zul bersama Wagub Umi Rohmi dan FKPD melauching Program MAHADESA untuk membangun infrastruktur ekonomi digital terintegrasi masyarakat melalui aplikasi Trade Distribustion centre (TDC). Program itu menempatkan perusahaan daerah, mulai dari BUMD provinsi dan kabupaten, hingga BUMDES, sebagai pelaku langsung yang mengelola seluruh potensi bisnis yang ada di NTB.
Selain Program Mahadesa, Gubernur juga melaunching aplikasi "NTB Mall" atau Market Place Pemprov NTB, sebuah aplikasi yang dibuat Dinas Kominfotik bekerja sama Dinas Perdagangan Provinsi NTB. Merupakan aplikasi yang menyajikan semua profil UMKM beserta produk-produknya. Termasuk proses standarisasi, label halal dan ijin penjualan bagi produk-produk lokal NTB.
Aplikasi NTB Mall ini, diharapkan menjadi media pemasaran yang efektif bagi berbagai produk lokal dengan standarisasi yang cukup baik. Juga Memikili jaringan penjualan antar pulau dan daerah-daerah lain di Indonesia. Selain itu, dalam sistem ini, juga tersedia versi android dan iso-nya yang bisa di download oleh masyarakat melalui smartphone-nya. Aplikasi itu setara dengan bukalapak, shoope dan aplikasi nasional lainnya di Indonesia.
Di saat yang sama, Gubernur Dr. Zul juga mengumunkan keberhasilan putra-putri NTB melalui Laboratorium Hepatika Mataram membuat Rapid test dengan mutu yang baik.
Adalah Profesor Mulyanto pendiri Hepatika bersama dengan para pakar lainnya, mampu membuat alat rapid test Corona berbiaya murah, dengan kualitas sangat baik. Di HUT RI ini sedang diproduksi alat bernama RI-GHA sebanyak 100 ribu unit, dengan kapasitas produksi dalam 1 tahun sebanyak 600 ribu lebih unit.
Tak hanya itu, ternyata, para pengajar dan murid SMK di NTB, kini juga sudah menciptakan prototype dan memproduksi motor listrik. Misalnya, SMKN 1 Lingsar dengan motor listrik “Lingsar”. Ada pula yang kini mengkreasikan sepeda motor listrik “Le-Bui” dan telah memasarkannya hingga ke luar negeri. Di Sumbawa, para cendekiawan di UTS juga berhasil mengembangkan motor listrik “NgebUTS”.
Di Bima, para anak mudanya ikut meramaikan produk teknologi buatan NTB, sepeda listrik yang bernama 'Matric-B' (Mbojo Electric Bicycle). Para teknisi di berbagai daerah di NTB, ternyata memiliki talenta talenta hebat dibidang permesinan. Kini telah mampu memproduksi berbagai mesin untuk aneka keperluan.
Di HUT Kemerdekaan RI kali ini, ada 550 unit mesin dan non mesin produk IKM NTB. Diantaranya mesin dan peralatan yang dibutuhkan oleh para petani untuk mendukung produksi hingga pasca panen dan industrialisasi sektor pertanian sebanyak 134 buah mesin. Ada juga mesin untuk peningkatan nilai tambah bagi usaha sektor perdagangan sebanyak 106 unit mesin.
Sedangkan untuk sektor peternakan, telah diproduksi 24 buah mesin pencacah rumput, juga 6 mesin untuk dinas perindustrian, 210 mesin STIP, 14 mesin untuk mendukung industri sektor perikanan dan kelautan serta puluhan sepeda listrik dan motor listrik.
Diluar 550 unit mesin tersebut, saat ini IKM-IKM yang ada dibawah binaan STIPark NTB, sedang melanjutkan pabrikasi mesin sejumlah 2.130 unit yang akan ditampilkan
pada HUT NTB 17 Desember mendatang.
Ribuan mesin yang sedang dipabrikasi pada tahap awal ini, semuanya telah diserap melalui program pengadaan di sejumlah OPD Pemerintah Provinsi NTB untuk didistribusikan kepada masyarakat atau kelompok usaha masyakat diberbagai sektor, dalam bentuk bantuan peralatan dan mesin melalui program stimulus ekonomi sebagai langkah keberpihakan nyata kepada IKM/UKM lokal.
Capaian ini menjadi bukti bahwa dari Sape di ujung timur sampai Ampenan di ujung barat NTB, begitu banyak potensi anak-anak NTB yang terserak. Selama ini, potensi itu terpendam dan tidak pernah
dimanfaatkan untuk membangun industri kita.
BANGUN RS COVID & TRAUMA CENTRE
Selain mengukir keberhasilan dibidang industri termasuk RIGHA, dibidang kesehatan Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah, Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah didampingi unsur Forkopimda Provinsi NTB dan Kepala Perangkat Daerah, juga meresmikan gedung layanan Covid - 19 dan Trauma Center yang dibangun di komplek rumah sakit terbesar " RSUD Provinsi NTB" di dasan Cermen Kota Mataram. Gedung ini dibangun untuk meningkatkan pelayanan bagi pasien Covid-19 di NTB.
Gedung layanan Covid-19 dan Trauma Center ini terdiri dari dua lantai. Dibangun sesuai standar WHO khusus merawat pasien suspect dan terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejala sedang dan berat.
Ruang perawatan dibuat bertekanan negatif sesuai standar isolasi, setiap ruangan dilengkapi dengan monitor dan CCTV, ruang ICU yang dilengkapi ventilator dan high flow nasal canul (HFNC) dan tenaga medis yang dipersiapkan khusus melayani Covid - 19.
Lantai satu pada gedung ini terdapat sebanyak 32 tempat tidur, yang dipersiapkan untuk IGD penanganan pasien yang memiliki gejala Covid-19. Sementara lantai dua digunakan sebagai instalasi rawat inap untuk merawat pasien yang telah terkonfirmasi positif Covid-19 dan terdapat 37 tempat tidur, diantaranya ada 2 kamar VIP dan 2 kamar ICU serta 16 kamar perawatan.
Direktur RSUD Provinsi NTB dr. Lalu Hamzi Fikri menjelaskan bahwa peresmian awal Gedung Layanan Covid-19 dan Trauma Center ini menjawab tiga hal.
Pertama mengatasi kekurangan tempat tidur bagi pasien Covid yang dirawat dengan kasus berat dan membutuhkan perawatan insetif.
Kedua, untuk mengatasi kelebihan pasien yang reguler. Karena selama ini, hampir 50 persen ruang pasien umum atau reguler telah dialihfungsikan untuk merawat atau ruang isolasi bertekanan negatif. Sehingga dengan adanya gedung untuk pasien Covid 19 ini maka pasien reguler dapat dilayani dengan baik, kata dr. Lalu Hamzi Fikri. (Tim@kominfotik/LNG04)
@lombokepo