Sumbawa - Ditengah pendemi Covid-19 yang mewabah di Tanah Air, membuat berbagai sektor kehidupan sangat terganggu. Terlebih di bidang ekonomi. Berbagai upaya dilakukan oleh semua pihak, baik Pemrintah, Swasta, bahwa hingga masyarakat untuk meningkatkan prekonomiannya di massa pandemi ini. Caranya pun beragam.
Seperti yang dilakukan oleh M. Yudi Raharja, Warga Lingkungan Pasir Kampung Panca Warga, Desa Labuhan Sumbawa, Kecamatan Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa. Yudi Raharja yang akrab disapa Didit ini, mengolah limbah kayu menjadi barbagai barang yang memiliki nilai ekonomis.
Berbagai barang yang disulap dari limbah kayu diantaranya, Tray, Kursi, meja, lemari, kotak tissu, hiasan meja, Stand Handpone, dan barang bermanfaat lainnya, serta tergantung dari pesana para peminatnya. Harganya pun beragam. Tergantung dari tingkat kerumitannya. Dari yang termurah Rp. 10.000 hingga jutaan rupiah.
Didit yang ditemui di rumahnya, menceritakan, ia mulai mengolah limbah kayu menjadi barang bernilai ekonomis ini, berawal dari ia melihat banyaknya potensi limbah kayu di Sumbawa. Seperti lembaran-lembaran kayu jati sisa olahan waupun limbah kayu hasil tebangan.
Umumnya limbah kayu tersebut hanya digunakan oleh masyarakat setempat sebagai bahan pembuatan pagar, bahkan dijadikan kayu api. Adanya juga yang terbuang begitu saja. Sehingga tidak memiliki nilai apapun.
Namun, ditangan kreatifnya, limbah yang jika dibuat sebagai pagar itu hanya bernilai puluhan ribu rupiah saja, ketika diolah Didit menjadi berbagai barang seprti properti hiasan meja caffe salah satunya, maka limbah kayu tersebut bisa bernilai ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
“Jadi gini, berangkat dari melihat banyaknya potensi limbah kayu di Sumbawa. Contoh ada sisa potongan kayu jati, umumnya orang hanya dibuatkan untuk pagar. Itu sangat murah. Kita coba kelola menjadi barang kratif. Saya biasa membeli 1 L300 seharga 500 ribu. Ketika saya olah bisa menjadi barang bernilai jutaan. Untuk atribut caffe saja bisa sampai 3 hingga 4 juta. Itu dasarnya kita kelolah limbah ini. Untuk pemasaran kita menyasar pasar kekinian. Seperti Caffe, Hotel. Kita juga pasarkan melalui Instagram, Google Maps dan Marketplace,” ungkapnya.
Selain itu, ia ingin menjadikan ini satu wadah kreatif bagi siapa saja yang ingin bejalar cara mengolah limbah kayu menjadi barang bernilai ekonomis, di luar pembelajaran formasa. “Misi saya yang kedua adalah untuk menjadi wadah bagi anak-anak yang kreatif supaya mereka yang ingin belajar, saya bisa membantu di luar yang formal,” terangnya.
Namun lanjutnya, usahanya ini sempat berhenti beberapa tahun belakangan ini lantaran ia memiliki kesibukan lain. Juga kurang tanaga sehingga selama ia off, tidak ada yang melanjutkan. Dalam waktu dekat kata dia, kegiatan tersebut akan kembali dilanjutkan. Mengingat ia mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak, seprti pemuda ditempat ia tinggal ini belajar mengolah limbah, serta dari Pihak Polres Sumbawa.
“Waktu dekat akan saya lanjutkan kembali. Sudah ada beberapa anak muda yang datang ke saya, mereka minta diajarkan mengolah limbah menjadi barang bernilai,” tandasnya.
Kapolres Sumbawa melalui Kasubag Humas Iptu Sumardi ditemui saat mengunjugi kediaman M. Yudi Raharja di Kapung Panca Warga, Kamis (30/07/2020) menyampaikan, kegiatan tersebut merupakan bentuk kesiapan masyarakat khususnya di Kampung Sehat Panca Warga, menyambut adaptasi kebiasaan baru era Covid-19 ini.
Kegiatan tersebut lanjutnya, merupakan bentuk kesiapan masyarakat meningkatkan perekonomiannya melalui kegaitan ekonomi produkitif. Dalam hal ini, Polres Sumbawa sangat mendukung. “Panca Wagra menjadi salah satu Kampung Sehat binaan Polres Sumbawa. Kita sangat mendukung kegaitan semacam ini agar masyakar tetap produktif menuju adaptasi kebiasaan baru,” pungkasnya.(LNG04)
@lombokepo