Diskominfotik NTB Sebagai Juru Bicara Kewaspadaan Corona di NTB |
Mataram - Ditengah masifnya isu hoax tentang positif corona melalui berbagai media informasi, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat kembali menegaskan bahwa yang berhak menyatakan status positif atau negatif covid19 hanya pemerintah pusat. Gubernur NTB melalui Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik, I Gede Putu Aryadi, yang sekaligus sebagai juru bicara terkait kewaspadaan virus corona di NTB menegaskan, bahwa walaupun NTB telah ditunjuk sebagai jejaring laboraturium pengujian covid19, namun untuk pengumuman positif atau negatif terpapar adalah kewenangan pemerintah pusat.
Aryadi memastikan, NTB telah siap memasuki fase kedua jika transmisi wabah corona ini masuk ke NTB. oleh karenanya ia meminta agar informasi yang kebenaran sumbernya tidak jelas supaya tidak dipercaya mentah-mentah karena akan semakin membuat kepanikan di masyarakat.
“Adapun berbagai informasi yang berkembang diluar sampai saat ini kita anggap sebagai informasi yang tidak benar,” tegasnya pada konferensi pers di Posko Waspada Virus Corona di Gedung Sangkareang Kantor Gubernur NTB (23/2/2020), bersama dengan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dan Kepala BPBD Provinsi NTB.
Ia memastikan bahwa Pemerintah Provinsi NTB dalam hal ini gubernur, tidak akan menutup-nutupi informasi kalau ada warga NTB yang terpapar.
“Jikalau pun ada yang positif terkena akan kami infokan secara resmi dan tidak akan menutupinya," tegas Aryadi.
Mengenai perkembangan orang yang diperiksa hingga Senin 23 Maret 2020, berdasarkan penyampaian Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Dr. Nurhandini Eka Dewi, mengatakan tercatat telah ada 348 orang diperiksa, dengan rincian 21 orang statusnya Pasiden Dalam Pengawasan (PDP). 11 orang diantaranya telah selesai dalam pengawasan dan 10 orang masih dalam kategori PDP. Sementara belum ada kasus PDP yang dinyatakan positif covid19.
Sementara untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) sendiri totalnya 327 orang, 149 orang selesai dalam pematauan dan 178 masih berkategori dalam pemantauan.
Selanjutnya, dr. Eka sapaan akrabnya mengungkapkan, kendati kasus Covid-19 dibeberapa kabupaten/kota di NTB meningkat, namun sejauh ini dapat dipastikan masih negatif (belum ada terjangkit).
“Dari 22 provinsi yang terpapar, NTB masih berstatus biru (bebas corona)," katanya.
Untuk mempertahankan NTB zero corona, Kadikes NTB menghimbau agar tetap melakukan langkah antisipasi sesuai maklumat pemerintah saat ini, seperti menerapkan pola hidup sehat, menjaga kebersihan diri, rumah dan lingkungan serta melaksanakan himbauan tentang sosial distance untuk pencegahan peyebaran covid-19. Tidak hanya itu ia juga meminta masyarakat untuk malakukan body distance.
“Yang terbaik dalam hal pencegahan adalah meminimalkan kontak. Body distancing. Yang paling mudah dan bisa dilakukan oleh semua orang adalah dengan tidak keluar rumah,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Kepala BPBD NTB, Ahsanul Khalik, mengungkapkan bahwa untuk mengantisipasi hal terburuk dalam kasus Covid-19 jika sudah mencapai fase kedua itu, pihaknya telah berkomunikasi dengan TNI dari Pangdam Udayana untuk segera menyiapkan APD yang dibutuhkan.
"Dalam waktu dekat akan ada bantuan APD sebagai salah satu langkah lanjutan mengantisipasi hal terburuk. Selanjutnya, sesuai arahan gubernur dan wakil gubernur kita juga telah memesan alat rapidtest untuk melakukan pemeriksaan secara cepat bagi warga yang kembali ke NTB setelah melakukan perjalanan ke daerah yang sudah dicap terinfeksi virus covid-19," terang mantan Kadis Sosial NTB itu. (Buank@Kominfotik/LNG04)
@lombokepo