Mataram - Dinas Kesehatan NTB memastikan hingga kini NTB bebas virus corona. Para mahasiswa yang diobservasi satu per satu sudah bebas masa observasi. ”Tanggal 18 Februari, mahasiswa yang diobservasi dikeluarkan dalam jumlah banyak,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr.Hj Nurhandini Eka Dewi didampingi Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik NTB, Gde Aryadi, S.Sos.MH saat menggelar press conference di Posko Waspada Penyebaran Virus Corona di Kantor Gubernur NTB di Mataram, Senin (17/2-2020).
Ia menjelaskan bahwa terdapat 29 orang WNI/Mahasiswa yang pulang di luar Negeri (China) yang dilakukan observasi di Graha Mandalika RSUD Provinsi NTB. Termasuk 3 orang yang dievakuasi dari Wuhan oleh pemerintah pusat melalui Natuna.
Dari 29 orang tersebut, kata dr. Eka sapaannya, 9 orang diantaranya telah selesai masa observasi 14 hari sehingga sudah pulang ke keluarga masing-masing. "Mereka semua sehat dan prima", tegasnya.
Sedangkan 18 orang lainnya, menurut Kadis kesehatan ini akan dipulangkan dari Graha Mandalika pada tanggal 18 Februari dan 2 orang tanggal 21 Februari 2020, sesuai dengan akhir masa observasinya selama 14 hari sesuai SOP.
Ditanya mengenai kelanjutan kuliah bagi mahasiswa yang dipulangkan tersebut, dr. Eka menjelaskan meski mereka pulang, namun studinya tetap berlanjut. Mereka yang pulang ke Indonesia tetap menjalani kuliah secara online. ”Mereka tetap belajar sampai di Indonesia,” tuturnya.
TRAVEL WARNING KE SINGAPORE
Sejak seminggu lalu, Indonesia telah meningkatkan status kewaspadaan perjalanan (travel warning) ke Singapura menjadi kuning. Artinya warga yang pergi harus berhati-hati. ”Kalau memang sangat penting pergi ke sana, silahkan pergi, tapi lindungi diri,” kata dr Eka.
Sebelum berangkat ke Singapura meraka harus pastikan kondisi fisiknya kuat dan sehat. ”Kemudin pakai masker supaya kita tidak tertular,” imbuhnya.
Dari tiga negara tetangga yang terkena Korona, Singapura, Malaysia, dan Australia. Singapura paling diwaspadai karena intensitas penerbangan langsung warga NTB ke sana cukup tinggi. ”Ini yang perlu kita waspadai,” katanya.
Guna mengantisipasi masuknya virus Korona, pemprov tetap memberlakukan SOP penanganan sesuai standar WHO. Khusus bagi mereka yang datang Singapura, jika mereka batuk pilek tanpa disertai panas akan diawasi. ”Beda dengan Wuhan kemarin, kalau dari Singapura ini kita karantina rumah,” ujarnya.
Hal itu juga sesuai petunjuk dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. ”Kalau dalam keadaan sakit pulang dari sana (Singapura) kita kenakan karantina rumah,” jelasnya.
SOP itu sama dengan perlakuan yang diberikan kepada warga yang pulang umrah dan haji. ”Kalau sakit mereka kita kenakan karantina rumah,” ujarnya. (Ser/man).
@lombokepo