Lombok Tengah - Kisah dua tahun lalu Pemerintah Daerah kembali terulang tahun ini. Menurut masyarakat penyebabnya tidak jauh berbeda dari dua tahun lalu, bahkan dikatakan sama. Tahun 2018 Pemerintah menentukan tanggal bau Nyale jauh dari tanggal yang di prediksi oleh masyarakat selatan, kala itu beberapa tokoh masyarakat bahkan pemuda tidak di libatkan.
Tahun ini tahun 2020, Pemerintah kembali menentukan tanggal bau Nyale tanpa melibatkan pemuda dan beberapa tokoh selatan, dan hasilnya di kuatirkan meleset lagi. Organisasi kepemudaan Kecamatan yaitu Karang Taruna Kecamatan Pujutpun angkat bicara, menurutmya tahun ini pemerintah jalan sendiri tanpa pelibatan pemuda sama sekali, baik mulai dari penetapan tanggal maupun dalam even-even yang di selenggarakan Pemerintah.
Menurut Ketua Karang Taruna Kecamatan Pujut Sri Anom Putra Sanjaya bahwa agenda Bau Nyale yang di warisi masyarakat Sasak dari Nenek Moyangnya ini sudah masuk di kalender Nasional sehingga seharusnya dilaksanakan dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat selatan "Bau Nyale ini bahkan prioritas pusat, salah satu kekayaan bangsa Sasak yang di akui Nasional, sehingga harusnya Pemerintah jangan main-main soal penetapan tanggalnya, harusnya maksimal, libatkan semua unsur termasuk pemuda sehingga hasilnya tidak meleset lagi, pemuda juga dapat pelajaran dari situ, di bina. Namun belajar dari pengalaman dua tahun lalu, justru Pemerintah yang dapat binaan dari kami " Ungkap Anom.
Dengan dugaan melesetnya penetapan penanggalan Bau Nyale tersebut dengan bukti menjamurnya Nyale yang di jual di pasar, masyarakat kesal terhadap pemerintah yang terkesan asal-asalan dalam penetapan tanggal tersebut. Amak Ganis salah satu masyarakat selatan mengungkapkan kekecewaannya "Kalau asal-asalan begini terus lebih baik jangan pakai acara penetapan-penetapan segala, sehingga kami akan bertanya sama tokoh-tokoh atau tetua-tetua kami dan tentu kami ikut turun tadi pagi" Kesalnya.
Kembali Anom menyampaikan terkait kurangnya perhatian pemerintah terhadap pemuda, sementara itu merupakan hak dari pemuda sendiri "Harusnya Pemerintah kita sudah peka soal ini semua kalau mereka mau belajar dari dua tahun lalu, kami yang selamatkan muka mereka" Tambah Anom dengan tegas "Namun semoga saja tahun ini tiga kali Nyalenya keluar, siapa tau Putri Nyale akan berbaik hati dan mau menyelamatkan Pemerintah" guyon Anom sambil ijin untuk pergi.
@lombokepo