Mataram - Jajaran Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol Setda Provinsi NTB menggelar Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Kehumasan, Rabu (13/11/2019).
Kegiatan tersebut berlangsung di Hotel Grand Madani Kota Mataram, dengan tema Mamahami Public Speaking dan Mengelola Media Yang Efektif bagi Humas Pemerintah.
Narasumber tunggal Bimtek kali ini, Dr. Hernani Sirikat, MA. Narasumber ini terbilang spesial. Di samping sebagai Dosen Hukum dan Etika Media, Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya, ia juga merupakan Pengurus PWI Pusat dan Pendiri MediaWatch era reformasi.
Kepala Biro Humas dan Protokol, Najamuddin, S. Sos., M. M mengatakan Bimtek tersebut penting dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kehumasan, baik menyangkut penulisan maupun analisis media. Apalagi, kemajuan teknologi digital saat ini memungkinkan tersebarnya berita-berita hoaks, yang kalau tidak carikan solusinya, dapat menutup kebenaran yang ada.
"Berita hoaks yang tersebar secara terus menerus dan teroganisir, lambat laun bisa dianggap benar oleh orang," jelasnya.
Bang Najam, sapaan akrab Karo Humas itu mengungkapkan sengaja menghadirkan narasumber yang syarat pengalaman jurnalistik itu, agar seluruh jajaran Humas mampu menyerap lebih banyak ilmu Kehumasan.
Ilmu dan kemampuan yang diperoleh dalam Bimtek ini lanjut Bang Najam, tidak hanya dapat dimanfaatkan di Humas. Namun, ketika berkarir di luar Humas, jajarannya itu lebih siap karena memiliki kapasitas yang mumpuni.
Sementara itu, Hernani Sirikit atau yang akrab disapa Sirkit Syah itu menjelaskan perkembangan dunia jurnalistik itu selalu mengikuti perkembangan zaman.
"Media cetak bisa mati, tapi jurnalisme tidak akan mati. Jurnalisme akan menemukan bentuknya sendiri, beradaptasi dengan kemajuan teknologi," ungkap wanita yang pernah menjadi reporter dan koordinator liputan di sejumlah media televisi swasta di Indonesia itu.
Ia juga mengungkapkan, Humas dan media massa memiliki hubungan yang saling membutuhkan. Hubungan itu katanya dapat berupa pemberitaan.
Supaya rilis berita dapat dimuat atau ditayangkan oleh media massa, Chief Editor For Surabaya Post Daily, 2006, itu menyempaikan sejumlah tips. Pertama katanya, event harus penting atau menarik, termasuk juga statement dalam wawancara. Kedua lanjutnya, peristiwa atau informasi dan wawancara itu merupakan sesuatu yang baru dan berdampak bagi masyarakat luas.
"Selain itu, yang kita tulis juga itu skalanya besar atau luas. Jangan lupa juga, memiliki kedekatan atau proximity dengan khalayak media," katanya.
Materi menarik lainnya yang ia sampaikan di hadapan sekitar 20 orang pejabat dan staf Humas itu adalah, public speaking.
@lombokepo