Giri Menang - Identik dengan Hotel berlabel "Halal", Svarga Hotel yang berada di kawasan Kerandangan Senggigi lebih memilih kopi dari pada minuman beralkohol.
Hotel berbintang empat ini akan menyelenggarakan kompetisi bagi para barista di tanggal 21 Desember 2019 nanti.
"Kita tidak menjual minuman yang beralkohol untuk mewujudkan konsep Halal Tourism yang sudah menjadi trademark pariwisata di NTB," terang Zulfadli, Manajer Operasional Hotel dengan 51 kamar itu.
Itu mengapa, imbuh Zul, pihaknya lebih memilih kopi untuk menjadi menu minuman yang akan menarik para wisatawan untuk menginap di hotelnya dan akan menjadikannya sebagai atraksi dalam bentuk kompetisi roasting.
Kompetisi bagi para peracik kopi itu sendiri akan diikuti oleh paling sedikit tiga puluh barista.
"Saya kira, bisa lebih banyak lagi. Bisa tembus lima puluh barista," terang Zul.
Menurut Zul, hampir semua hotel dan restaurant di kawasan Senggigi sesungguhnya memiliki barista dan menyediakan kopi sebagai menu wajibnya.
"Kompetisi ini bisa menjadi ajang kumpul-kumpul para barista, mereka kan punya asosiasi juga," terang Zul dengan mengutamakan kopi lokal sebagai menu utama yang dilombakan.
Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid mengaku antusias dengan rencana pihak Svarga Hotel untuk menyelenggarakan kompetisi roasting kopi.
"Kopi adalah salah satu kekayaan alam Indonesia. Tidak ada daerah di Indonesia yang tidak memiliki kopi yang khas," ujar Fauzan saat mengunjungi dan mencicipi kopi di Restaurant Hotel berbintang empat itu.
Menurut Fauzan, kegiatan kompetisi roasting kopi yang diselenggarakan oleh manajemen Svarga Hotel juga mendukung program kepariwisataan di Lombok Barat.
"Bulan Desember ini adalah fix season, jadi kompetisi kopi ini akan menjadi atraksi tersendiri buat para wisatawan," terang Fauzan memastikan bahwa pihaknya melalui Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Pariwisata akan mendukung penuh kegiatan itu.
Di Lombok Barat sendiri, menurut Fauzan, sangat kuat dengan tradisi minum kopi. Untuk para petaninya, kata Fauzan, banyak berkembang di kawasan Hutan Sesaot Narmada, Hutan Pusuk, dan di Gunung Sasak Kuripan.
"Bahkan untuk Gunung Sasak, di akhir tahun ini akan kita tanami di 200-an hektar lahan. Kita masih berharap kopi masih bisa berkembang lagi di kawasan lain," ujar Fauzan.
Hotel Svarga yang akan menyelenggarakan kompetisi ini sendiri memiliki berbagai varian nama dan kelas kamar.
Menurut Manajer Pemasaran Hotel Svarga, ada kamar yang bernama Mavwa dengan 16 kamar, lalu Naima 9 kamar, Qadma ada 7 kamar, dan Varda 10 kamar.
"Varda ini yang President Suite. Kami sangat merekomendasikan kelas kamar ini," terang Yodi.
Harga yang ditetapkan oleh manajemen paling rendah seharga Rp. 750 ribu dan paling tinggi seharga Rp. 2,2 juta untuk president suite.
Hotel berbintang empat ini akan menyelenggarakan kompetisi bagi para barista di tanggal 21 Desember 2019 nanti.
"Kita tidak menjual minuman yang beralkohol untuk mewujudkan konsep Halal Tourism yang sudah menjadi trademark pariwisata di NTB," terang Zulfadli, Manajer Operasional Hotel dengan 51 kamar itu.
Itu mengapa, imbuh Zul, pihaknya lebih memilih kopi untuk menjadi menu minuman yang akan menarik para wisatawan untuk menginap di hotelnya dan akan menjadikannya sebagai atraksi dalam bentuk kompetisi roasting.
Kompetisi bagi para peracik kopi itu sendiri akan diikuti oleh paling sedikit tiga puluh barista.
"Saya kira, bisa lebih banyak lagi. Bisa tembus lima puluh barista," terang Zul.
Menurut Zul, hampir semua hotel dan restaurant di kawasan Senggigi sesungguhnya memiliki barista dan menyediakan kopi sebagai menu wajibnya.
"Kompetisi ini bisa menjadi ajang kumpul-kumpul para barista, mereka kan punya asosiasi juga," terang Zul dengan mengutamakan kopi lokal sebagai menu utama yang dilombakan.
Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid mengaku antusias dengan rencana pihak Svarga Hotel untuk menyelenggarakan kompetisi roasting kopi.
"Kopi adalah salah satu kekayaan alam Indonesia. Tidak ada daerah di Indonesia yang tidak memiliki kopi yang khas," ujar Fauzan saat mengunjungi dan mencicipi kopi di Restaurant Hotel berbintang empat itu.
Menurut Fauzan, kegiatan kompetisi roasting kopi yang diselenggarakan oleh manajemen Svarga Hotel juga mendukung program kepariwisataan di Lombok Barat.
"Bulan Desember ini adalah fix season, jadi kompetisi kopi ini akan menjadi atraksi tersendiri buat para wisatawan," terang Fauzan memastikan bahwa pihaknya melalui Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Pariwisata akan mendukung penuh kegiatan itu.
Di Lombok Barat sendiri, menurut Fauzan, sangat kuat dengan tradisi minum kopi. Untuk para petaninya, kata Fauzan, banyak berkembang di kawasan Hutan Sesaot Narmada, Hutan Pusuk, dan di Gunung Sasak Kuripan.
"Bahkan untuk Gunung Sasak, di akhir tahun ini akan kita tanami di 200-an hektar lahan. Kita masih berharap kopi masih bisa berkembang lagi di kawasan lain," ujar Fauzan.
Hotel Svarga yang akan menyelenggarakan kompetisi ini sendiri memiliki berbagai varian nama dan kelas kamar.
Menurut Manajer Pemasaran Hotel Svarga, ada kamar yang bernama Mavwa dengan 16 kamar, lalu Naima 9 kamar, Qadma ada 7 kamar, dan Varda 10 kamar.
"Varda ini yang President Suite. Kami sangat merekomendasikan kelas kamar ini," terang Yodi.
Harga yang ditetapkan oleh manajemen paling rendah seharga Rp. 750 ribu dan paling tinggi seharga Rp. 2,2 juta untuk president suite.
@lombokepo