Kampus pertama di Tiongkok adalah Zhejiang Gongshang University (ZJSU) di Hangzhou |
Mataram - Lawatan Kerja Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah ke kampus pertama di Tiongkok adalah Zhejiang Gongshang University (ZJSU) di Hangzhou, ibu kota Provinsi Zhejiang. Kampus bisnis tertua dalam sejarah Tiongkok modern ini, menempati peringkat pertama untuk jurusan ekonomi dan keuangan di Zhejiang, dan ke-7 di Tiongkok.
ZJSU juga menjadi kampus terbesar yang mendukung perkembangan bisnis e-commerce di Tiongkok, terutama karena keberadaan markas pusat raksasa e-commerce Alibaba milik Jack Ma di Hangzhou.
Pembangunan Hangzhou menjadi kota bisnis sekaligus destinasi wisata, menarik minat Gubernur Zul untuk menjajaki kerja sama dengan kampus Zhejiang. Terutama untuk tujuan program beasiswa pendidikan 1000 sarjana NTB di luar negeri.
“Saya sangat suka kota Hangzhou yang dengan segala kecepatan pembangunannya, tapi tetap cantik, sejuk dan mempertahankan segala tradisi juga seni budayanya. Saya ingin mengirim mahasiswa NTB ke Zhejiang University untuk tidak hanya belajar bisnis, khususnya e-commerce yang bakal terus bersinar di masa depan. Namun juga bisa belajar bagaimana membangun sebuah kawasan secara komprehensif, baik fisik maupun nonfisik secara bersamaan. Sehingga istilahnya, maju dan modern kotanya, selalu bahagia warganya,” ucap Gubernur Zul dalam pidato pembukaannya di depan Rektor Universitas Zhejiang Gongshang, Prof. Chen Shoucan dan jajarannya, di Gedung Administratif Xiasha Hangzhou, Kamis (24/10/2019) waktu setempat.
Jika Provinsi NTB bisa mengirimkan banyak mahasiswa ke ZJSU, lanjut Gubernur Zul, maka selain belajar di kampus, mereka juga bisa menyerap ilmu para birokrat dan teknokrat di provinsi Zhejiang dalam membangun sebuah kota yang maju dan modern, tanpa meninggalkan jati diri dan kearifan lokal daerahnya.
Bagi Rektor ZJSU, Prof. Chen Shoucan, kedatangan rombongan Gubernur NTB merupakan sebuah kebanggaan. Apalagi ada ratusan mahasiswa Indonesia yang belajar beragam jurusan di ZJSU. Dia berharap akan lebih banyak lagi mahasiswa asal Indonesia yang datang dan mengenyam pendidikan di ZJSU. Kebutuhan kredibilitas tingkat internasional, mendorong ZJSU juga harus memperbanyak program serta keberadaan siswa intenasional.
“Kami sangat senang dan bangga mendapat kunjungan dari Bapak Gubernur NTB dan rombongan. Apalagi ketika mengetahui bahwa ZJSU menjadi tujuan untuk kerja sama bidang pendidikan. Termasuk beasiswa maupun pertukaran belajar mengajar. Dan sampai saat ini, tercatat ada lebih dari 100 mahasiswa Indonesia yang kuliah di sini, mengambil gelar S1 dan S2 berbagai jurusan. Semakin banyak siswa Indonesia belajar di sini, maka akan sangat menguntungkan bagi kedua pihak,” ungkap Prof. Chen.
Rektor Universitas Mataram (Unram), Prof. Lalu Husni, dan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Prof. Mutawali Abdul Haqqi, menyatakan sangat tertarik untuk membangun kerjasama dengan Zhejiang University. Sejumlah jurusan seperti pariwisata, perencanaan kota dan pedesaan, teknologi pangan dan bioteknologi menjadi daya tarik bagi dua pimpinan kampus negeri di NTB itu.
“Kami punya jurusan pariwisata dan yang terbaru Arsitektur, yang kami yakini bisa diperdalam lagi di ZJSU ini. Apalagi ketika kami mendengar dari Wakil Gubernur Zhejiang sebelum ke kampus ini, bahwa Hangzhou sebagai sebuah kota mampu menarik 140 juta pengunjung setiap tahunnya, apalagi Zhejiang sebagai provinsi yang dikunjungi 700 juta wisatawan dan pebisnis per tahunnya. Tentu banyak sekali yang bisa dipelajari oleh mahasiswa-mahasiswi kami di bidang turisme dan tata kota yang ingin melanjutkan kuliahnya di tingkat magister maupun doktoral,” ujar prof. Lalu Husni.
Sementara Rektor UIN Mataram menyatakan tertarik dengan keunggulan ZJSU di bidang ekonomi dan bisnis. Menurutnya, UIN Mataram memiliki jurusan yang sangat relevan dengan jurusan utama kampus yang berdiri sejak 1911 itu.
“UIN Mataram punya jurusan Ekonomi dan Bisnis Islam. Dengan perkembangan dan kelebihan ZJSU di bidang ekonomi bisnis, maka saya sangat berminat untuk mengirimkan pelajar atau dosen untuk mendalami ilmu di bidang ekonomi bisnis itu. Mungkin memang ada sedikit perbedaan antara ekonomi bisnis umum dengan program yang kami sebut ekonomi bisnis syariah itu. Namun saya percaya pada dasarnya, kolaborasi dua “aliran” itu bisa dilakukan tanpa harus merusak pondasi ilmu masing-masing,” papar Prof. Mutawali.
Dalam pertemuan itu, turut hadir 11 orang perwakilan mahasiswa S1 dan S2 yang berasal dari berbagai daerah Indonesia. Salah satunya adalah Agnes, mahasiswi S2 jurusan bisnis yang berasal dari Surabaya Jawa Timur. Menurutnya, enak nyaman dan murah menjadi salah satu alasannya kuliah di ZJSU.
“Di sini masih bisa dibilang terjangkau, bahkan ada beberapa yang lebih murah dibandingkan di Surabaya. Misalnya soal transportasi dan makanan. Dengan bujet Rp 2,5 – 3 juta/ bulan, sudah bisa tenang untuk konsentrasi belajar,” cerita Agnes.
Lain lagi kisah Hency, mahasiswi S2 ekonomi bisnis asal Pekalongan Jawa Tengah. Bagi dia yang tidak bisa berbahasa Mandarin, tidak jadi persoalan karena jurusan yang diambilnya diselenggarakan dalam bahasa Inggris.
“Saya sebelum masuk ZJSU tidak bisa berbahasa Mandarin, sementara banyak orang bilang harus bisa bahasa Mandarin kalau mau kuliah di Tiongkok. Ternyata jurusan saya karena termasuk program internasional, jadi pengantarnya dengan bahasa Inggris. Tapi pada akhirnya memang belajar bahasa Mandarin menjadi salah satu nilai tambah ke depannya ketika realitasnya, Tiongkok akan menjadi kekuatan ekonomi nomor satu dunia ke depannya,” terang Hency.
Sementara Lucinda mahasiswi jurusan e-commerce bussiness asal Jakarta bercerita, bahwa kelebihan kampus ZJSU adalah bisa menjamin mahasiswanya belajar di tataran teori dan praktik sekaligus.
“Saya bisa bilang bahwa ZJSU cukup sigap dalam menjalin kolaborasi dengan kalangan korporasi di sini, apalagi ketika bisnis e-commerce sekarang menjamur di Hangzhou berkat Alibaba dan banyak perusahaan rintisan (startup) lainnya di provinsi Zhejiang ini. Saya bisa belajar teorinya, sekaligus bersamaan melakukan magang untuk mempraktikan ilmu itu di perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang pesat di sini. Apalagi progam internship di perusahaan sini itu dibayar cukup besar hehehe...,” cerita Lucinda sambil terkekeh.
Menyambut tawaran kerja sama bidang pendidikan dari Provinsi NTB, mendorong Rektor ZJSU dan jajarannya berencana segera mengadakan kunjungan balasan ke NTB. Pembicaraan intens dan dilanjutkan penandatanganan kerja sama bidang pendidikan, bisa disegerakan ketika pihak rektorat ZJSU melihat langsung bagaimana kondisi dan situasi di NTB beserta kampus-kampusnya. (*)
@lombokepo