Memasuki Hari Kedua Symposium International The 6th Asia Pasific Geopark Network (APGN) |
Gili trawangan - Simposium Internasional The 6th Asia Pasific Geopark Network (APGN) memasuki hari kedua. Hari ini, Minggu (01/09/2019), para delegasi yang berasal dari berbagai negara itu menggelar sidang Unesco Global Geopark (UGG) atau UGG Council. Sidang yang berlangsung di Hotel Vila Ombak, Gili Trawangan, Lombok Utara tersebut, membahas usalan nama Global Geopark.
Dipimpin Mr. Guy Martini, sejumlah delegasi itu bergantian memberikan usulan nama usulan UGG yang akan dibahas. Sidang tersebut berlangsung dinamis, karena setiap peserta senantiasa aktif memberikan usulan nama beserta argumentasi yang mendukungnya.
Bahkan, setiap anggota UGG Council langsung mengakui bahwa mereka memiliki konflik kepentingan terhadap usulan geopark tersebut. Contohnya, pada saat pembahasan dokumen usulan Geopark, Yangan Tau dari Rusia dan anggota UGG Council dari Spanyol, Ms Helga Irinan Chulepin Molina langsung mengangkat tangannya, sesaat setelah pimpinan sidang menyebutkan nama usulan geopark yang akan di bahas.
Demikian juga pada saat pembahasan nama Geopark Toba. Tampak Mr. Guy Martini langsung keluar dari ruang sidang dan digantikan oleh anggota UGG yang lain. "I have a conflict of Interest," ucap setiap mereka meninggalkan ruangan. Dengan jujur mereka menyampaikan itu sehingga, nama yang disepakati benar-benar jauh dari kepentingan apapun.
Hasil diskusi dengan beberapa diantaranya, alasan mereka tidak bisa obyektif adalah karena mereka pernah datang ke tempat yang dinilai, pernah dilayani dengan baik, pernah berinteraksi intensif dengan pihak pengusul dan atau pernah menjadi evaluator atas dokumen yang diusulkan.
Selain itu, setiap orang dengan terbuka menyatakan bahwa mereka setuju atau tidak setuju dengan pendapat orang lain. Tidak ada rasa sungkan walaupun kemudian yang dibantah pendapatnya adalah pimpinan sidang, dan pimpinannya pun tidak merasa keberatan dibantah dan didebat secara terbuka di depan forum.
Beberapa kali peserta langsung mengakui bahwa mereka salah dan lemah argumentasinya, dan pengakuan itu disampaikan secara terbuka, di depan forum, di depan semua orang tanpa harus merasa takut kehilangan kehormatan. Hal ini tentu menjadi contoh yang baik bagi para observer, terutama yang berasal dari Indonesia dimana “rasa sungkan dan malu” menyampaikan pendapat masih menjadi kebiasaan yang berlaku secara umum.
LNG02
@lombokepo