Mataram - Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah mengadakan acara silaturahmi dengan para komponen masyarakat pasca situasi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Legislatif dan Dewan Perwakilan Daerah Tahun 2019, di Pendopo Gubernur NTB, (23/4).
Silaturahmi ini dihadiri oleh para Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda, Tokoh Wanita se-NTB dan para anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKDP) Provinsi NTB.
Hadir pula sejumlah Rektor dan akademisi, para Ketua Partai Politik atau yang mewakili, para Pimpinan Pondok Pesantren, dan kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Acara silaturahmi ini juga diisi dengan doa bersama, dan pembacaan puisi serta pesan damai.
Dalam kesempatan ini Gubernur menyampaikan pandangannya tentang Pemilu serentak yang baru saja selesai dilakukan beberapa hari lalu.
"Belum pernah dalam sejarah kita berbangsa kita melakukan pemilihan seperti pemilu kemarin. kita baru pertama kali melakukan pemilihan Presiden bersamaan dengan Pemilihan anggota Legislatif. Bahkan dari berbagai desa dan kecamatan memberi masukan. Banyak warga yang tidak kenal calon legislatif yang akan dipilih. Akhirnya memilih hanya karena fotonya begitu menarik" jelas Gubernur.
"Mungkin ini juga akan menjadi kenangan kita. Dan saya kira 5 tahun yang akan datang belum tentu proses demokrasinya seperti sekarang" lanjutnya.
Gubernur melanjutkan sambutannya dengan menceritakan sebuah buku tentang "21 Pelajaran di Abad ke-21" dimana di buku tersebut menceritakan tentang revolusi teknologi dan bioteknologi.
"Karena sekarang dengan algoritma dan big data yang terintergrasi dengan bioteknologi, kedepannya akan membuat kehidupan manusia sangat berbeda. Mulai dari bidang kesehatan, teknologi informasi hingga kepemiluan" terang Gubernur Zul.
"Kita akan mengalami satu masa, ketika manusia dengan teknologi dan tidak berhati-hati, maka kita akan berada pada satu dunia yang baru lagi. Dan mungkin 5 tahun kedepan lagi kita akan tertawa. Pada tahun 2019, ada Pemilu yang membuat orang menjadi berbeda, padahal kita satu tujuan" tambahnya sembari merujuk pada maraknya black campaign dan hoax di berbagai platform media sosial.
Selanjutnya, Gubernur juga menceritakan hubungannya yang sangat dekat secara emosional dengan seluruh paslon Capres-Cawapres peserta Pemilu.
"Saya sama Pak Jokowi itu kenal sejak dulu beliau jadi Walikota Solo, Jadi kalau beliau sedang di Jakarta beliau numpang mobil saya. Kami juga sering duduk bersama dan ketemu di rumahnya berdialog tentang ekonomi dan sebagainya. Sedangkan Pak Ma'ruf Amin ini dulu, semasa jadi aktivis di kampus hingga Anggota DPR, sering meminta nasehat dari beliau" ucap Gubernur.
"Begitupun Pak Prabowo yang sangat dekat dengan kami, juga Sandiaga Uno yang sering bersama saya. Bahkan liburan bersama, satu teman main, satu teman pergaulan" tambahnya.
Gubernur juga menjelaskan dirinya sangat berhati-hati dalam bersikap, dan memilih sebisa mungkin tidak sampai melukai salah satu paslon di Pemilu ini.
"Saya khawatir sekali melukai perasaan salah satunya, karena kadang-kadang mudah kita berbicara, menulis status, pidato dan lain sebagainya. tapi kalau kata-kata kita tidak terkontrol luka batin itu susah disembuhkan" jelas Gubernur.
Melanjutkan sambutannya, Gubernur juga menyinggung fenomena sosial media di masyarakat NTB. "ketika saya diundang POLRI khusus melihat sosial media masyarakat NTB, saya geleng-geleng kepala. NTB ini walaupun kecil provinsinya, pengguna media sosialnya luar biasa besar.".
"namun alhamdulillah berkat tokoh masyarakat, tokoh agama dan seluruh stakeholders, juga karena kita sering berkumpul bersama, sering berdialog, Alhamdulillah NTB Tetap sejuk" terangnya.
Terakhir, Gubernur berpesan agar masyarakat tetap senantiasa bersatu walau berbeda pilihan.
"Pilihan boleh berbeda, tapi mudah-mudahan tidak membuat modal sosial kita terkuras habis. Kita boleh berbeda, namun dengan duduk bersama mudah-mudahan hati kita semakin dekat, kita bisa tersenyum, saling berjabat tangan dan bersilaturahmi sesungguhnya" tutupnya.
(Amre)
@lombokepo