Mataram - Ketua Majelis Ulama Indonesia Nusa Tenggara Barat (MUI NTB), Prof. H. Syaiful Muslim mengimbau kepada masyarakat untuk menahan diri sembari menunggu rekapitulasi suara dari KPU.
Meskipun lembaga survey sudah merilis quick count, namun hasil quick count tidak bisa dijadikan sebagai acuan resmi untuk menyatakan menang atau kalah pilpres 2019.
"Setelah selesai pencoblosan, kita tetap tenang menunggu pekerjaanya KPU, walaupun ada quick count tapi itu tidak bisa dijadikan dasar atau standart untuk mengklaim kemenangan." Katanya.
MUI NTB berharap KPU bekerja dengan profesional. Dan MUI NTB meminta agar masyarakat memberikan kesempatan kepada KPU untuk bekerja melakukan penghitungan suara.
Siapapun nanti yang ditetapkan oleh KPU, maka semua harus berbesar hati. Jikapun ada yang keberatan dengan hasil pleno KPU, MUI NTB agar disampaikan melalui mekanisme aturan yang berlaku yaitu Makhkamah Konstitusi (MK).
"Saya yakin KPU bekerja profesional. Apapun keputusan KPU nanti, itulah yang ditetapkan sebagai pemimpin, kalau ada keberatan ada MK." katanya.
Sembari menunggu rekapitulasi suara, MUI NTB menekankan agar masyarakat tetap menjaga ukhuwah antar sesama dan tidak melakukan hal-hal yang bisa merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
"Tetap jaga persatuan dan kesatuan bangsa." Pungkas Prof. H. Syaiful Muslim. (Hd)
@lombokepo