Mataram - Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah membuka Seminar Nasional dan Lokakarya Sirkular Ekonomi Pengelolaan Sampah di Hotel Lombok Raya, Mataram (27/3).
Wagub menjelaskan bahwa seminar ini adalah hal yang memiliki peran yang sangat penting bagi masa depan NTB. Seperti apa perlakuan kita saat ini itulah yang akan diterima oleh generasi yang akan datang.
Berdasarkan data yang di jelaskan oleh wagub, Indonesia berada di peringkat 2 penyumbang sampah ke laut setelah china sebesar 3,21 juta metric ton/tahun. Lebih dari 50% adalah sampah plastik, 80% di buang ke laut.
"NTB ini adalah daerah yang kita jual kemana2 dari sisi keindahan, kalo bicara keindahan korelasinya kelestarian dan lingkungan, bagaimana mungkin kita mempersilahkan orang lain datang ke tanah kita sedangkan kita tidak menjaga lingkungan" Ujar Wagub.
Wagub menjelaskan mengenai kampanye makan ikan, tapi melihat kondisi indonesia yang 90% garamnya mengandung mikroplastik, begitupun ikan laut, mengandung mikroplastik. Hal ini di sebabkan oleh sampah plastik yang dibuang ke laut
"Kita makan ikan dan garam yang mengandung mikroplastik, itu semua karena kesalahan kita semua. Karena pandangan kita terhadap sampah yang salah" ujarnya.
Ummi Rohmi mengajak hadirin untuk mengubah mindset dan cara berpikir masyarakat untuk memandang sampah. Sampah bukan menjadi masalah dan musibah, tetapi bagaimana kita memandang sampah sebagai sumber daya. Jika dikelola dengan baik, sampah akan membawa manfaat.
"Mari bersama-sama dengan stakeholder terkait, dengan LSM, dan semua masyarakat yang peduli dengan masalah ini" tuturnya.
Penulis : Alfy
Wagub menjelaskan bahwa seminar ini adalah hal yang memiliki peran yang sangat penting bagi masa depan NTB. Seperti apa perlakuan kita saat ini itulah yang akan diterima oleh generasi yang akan datang.
Berdasarkan data yang di jelaskan oleh wagub, Indonesia berada di peringkat 2 penyumbang sampah ke laut setelah china sebesar 3,21 juta metric ton/tahun. Lebih dari 50% adalah sampah plastik, 80% di buang ke laut.
"NTB ini adalah daerah yang kita jual kemana2 dari sisi keindahan, kalo bicara keindahan korelasinya kelestarian dan lingkungan, bagaimana mungkin kita mempersilahkan orang lain datang ke tanah kita sedangkan kita tidak menjaga lingkungan" Ujar Wagub.
Wagub menjelaskan mengenai kampanye makan ikan, tapi melihat kondisi indonesia yang 90% garamnya mengandung mikroplastik, begitupun ikan laut, mengandung mikroplastik. Hal ini di sebabkan oleh sampah plastik yang dibuang ke laut
"Kita makan ikan dan garam yang mengandung mikroplastik, itu semua karena kesalahan kita semua. Karena pandangan kita terhadap sampah yang salah" ujarnya.
Ummi Rohmi mengajak hadirin untuk mengubah mindset dan cara berpikir masyarakat untuk memandang sampah. Sampah bukan menjadi masalah dan musibah, tetapi bagaimana kita memandang sampah sebagai sumber daya. Jika dikelola dengan baik, sampah akan membawa manfaat.
"Mari bersama-sama dengan stakeholder terkait, dengan LSM, dan semua masyarakat yang peduli dengan masalah ini" tuturnya.
Penulis : Alfy
@lombokepo